Langsung ke konten utama

REVIEW - TRAIN TO BUSAN (2016)



Sinopsis:
Korea dilanda serangan zombie. Ini bermula dari kebocoran sebuah pabrik yang menyebabkan kontaminasi kimiawi terhadap makhluk hidup, baik hewan juga manusia.
Di sisi lain, ada sebuah kereta cepat yang menuju Busan. Tapi sayangnya, seorang wanita yang sudah terinfeksi memasuki kereta dan menggigit penumpang lain yang lantas ikut menjadi zombie, sehingga semakin banyak yang terinfeksi ketika kereta sudah berjalan.
Terus bagaimana nasib para penumpang yang tidak terinfeksi? Bagaimana cara mereka menyelamatkan diri dari kereta yang sedang berjalan?

Review:
Ketika menonton salah satu film drama terbaik sepanjang masa "Before Sunrise", saya sangat ingin menyaksikan sebuah film yang dari awal sampai akhir didominasi latar di dalam kereta. Dan itu saya dapatkan di "Train to Busan". Namun ini bukanlah film drama romansa, melainkan sebuah thriller yang sangat memacu adrenalin!

Yap! Setting film garapan Sang-ho Yeon ini 80-90 persen berada di dalam kereta. Meskipun begitu, plot-plot yang disajikan begitu memikat. Bagaimana adegan melewati gerbong yang dipenuhi zombie pun menjadi sangat seru dan bikin menahan napas.

Saya angkat topi untuk karakter zombie di "Train to Busan". Bagaimana cara mereka mengejang-ngejangkan tubuh, sorot matanya, maupun dandanan mereka. Siapa pun yang melihatnya akan bergidik ngeri.
Zombie-zombie yang ditampilkan di sini mengingatkan saya akan film "World War Z", dimana para "mayat hidup" ini memiliki kemampuan lari yang sangat cepat juga beringas.


Selain kejar-kejaran dan menghindar dari kejaran zombie, film ini juga menyajikan karakter-karakter yang begitu dinamis. Ini jugalah poin kekuatan dari film ini. Saya ikut merasakan dinamika antara karakter satu dan yang lainnya.
Cerita bermula dari tokoh utama Seok Woo yang menemani anaknya Su-an untuk mengunjungi ibunya di Busan, yang notabene merupakan mantan istri dari Seok Woo. Di kereta mereka bertemu dengan Sang-hwa dan istrinya yang tengah hamil, Sung-kyung. Belum lagi mereka akan bertemu dengan karakter-karakter asyik lainnya. Tapi ada juga yang bikin saya jengkel dengan salah satu tokoh. Siapa itu? Silakan ditonton sendiri ya :D

Saya salut sama Sang-ho Yeon dalam membangun cerita ini. Tidak bertele-tele juga tidak terburu-buru. Ini yang membuat jalinan plotnya begitu enak buat ditonton. Semua karakter mendapatkan porsi yang cukup untuk diperkenalkan dan tidak ada tumpang tindih peran di sana.

Dan satu lagi, bukan Korea namanya jika tidak ada drama sentimentil di dalam filmnya, begitu juga dengan "Train to Busan". Di balik adegan-adegan yang bikin tubuh tegang dan jantung berdebar, ada saat-saat tempo menjadi turun untuk menyisipkan itu. Dan ini yang membuat emosi film berdurasi 1 jam 58 menit ini begitu baik. Pandai membuat penonton larut di dalamnya.


Terus apakah ada kekurangannya? Bagaimanapun tetap ada, tapi bagi saya itu hanya kekurangan minor saja. Seperti ada beberapa tokoh yang sebenarnya bisa tidak mati, tapi akhirnya mati. Jadi kurang natural.
Tapi itu bisa dimaklumi juga pada akhirnya.

So, "Train to Busan" adalah film bertemakan zombie yang luar biasa. Sulit untuk kecewa dengan film seseru ini. Recommended!

Score:
8,5/10

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW - IDENTITY (2003)

Sinopsis : Bercerita tentang 10 pengunjung motel dengan latar yang berbeda-beda. Mereka mengunjungi motel tersebut karena akses jalan di kota itu tertutup oleh banjir yang disebabkan hujan deras. Namun, pilihan mereka berbuah petaka, tiba-tiba satu per satu dari mereka mati secara misterius dan meninggalkan nomor dari angka 10, 9, 8, dan seterusnya seperti sebuah hitungan mundur. Apa yang terjadi? Siapakah pembunuhnya? Apakah orang lain atau salah satu di antara mereka? Review : Identity memiliki premis cerita yang sangat menarik. Itulah mengapa saya begitu penasaran dengan film ini. Lalu apakah eksekusinya berhasil? Dan bisa saya katakan, film ini sangat berhasil membuat premis ceritanya menjadi jalinan plot yang begitu menarik. Bagaimana film bergenre thriller psikologi ini begitu rapi dalam penggarapannya, mulai dari pengenalan tokoh-tokohnya yang tidak terlalu lama tapi cukup detail, yang membuat saya mengangguk-anggukan kepala di awal-awal film, sampai ketika sce...

REVIEW - CATCH ME IF YOU CAN (2002)

                                                         "Frank never went to flight school,        Frank never went to medical school,        Frank never went to law school,        ........ Because Frank is still in high school"                                                      Hahaha! kata-kata yang muncul di trailer "Catch Me If You Can" tersebut menunjukkan bagaimana kehebatan Frank Abagnale Jr. dalam melakukan aksi penipuannya. Bayangkan dia bisa jadi pilot, dokter, bahkan ...

REVIEW - LIFE OF PI (2012)

Udah telat banget sebenarnya saya nonton film Life of Pi yang terkenal ini, saya baru tahu film ini gara-gara tidak sengaja membaca artikel dan reviewnya di internet. Banyak yang bilang film ini begitu mengagumkan dengan efek visualnya yang bisa menyaingi Avatar...Wow! saya pun menjadi penasaran. Tak perlu berlama-lama lagi, saya pun langsung mencari dan menonton fillmnya lewat dvd kesayangan. Life of Pi secara garis besar menceritakan tentang Piscine Molitor Patel yang nantinya dia sendiri yang akan membuat nama panggilannya menjadi Pi. Pi adalah seorang anak yang penuh rasa ingin tahu, bahkan agamanya pun dia cari sendiri dan akhirnya menganut 3 agama sekaligus yaitu Hindu, Kristen, dan Islam. Ayahnya adalah seorang pemilik kebun binatang, yang otomatis membuat Pi akrab dengan hewan. Ketika beranjak dewasa, ada sebuah peristiwa yang mengharuskan Pi beserta keluarganya harus pindah ke Kanada. Mereka pun menggunakan kapal kargo sebagai transportasinya dikarenakam s...