Langsung ke konten utama

Memangnya Bisa Nonton Miracle in Cell No. 7 tanpa Nangis?

Film Miracle in Cell no. 7

Masih ingat rasanya nonton Miracle in Cell No. 7 pertama kali. Sewaktu itu nonton versi Korea. Begitu filmnya habis, saya duduk tersandar dan menangis. Laptop masih menyala tak saya pedulikan.

Miracle in Cell No. 7 benar-benar miracle!

Kalau kamu mencari daftar “film sedih yang bikin nangis”, sudah pasti film ini masuk di dalamnya.

Memangnya apa sih yang bikin film ini sebegitu powerfull? Sampai-sampai teman saya bilang, “Sungguh batu hatinya jika tak menangis nonton film ini.”

1. Cerita Ayah dan Anak yang Mengharukan

Cerita Ayah dan Anak yang Mengharukan

Siapa yang begini, “Saya tak pernah menangis menonton drama percintaan, tapi mata sebasah-basahnya kalau lihat cerita ayah dan anak.”

Kalau kamu begitu, sama saya juga.

Saya rasa semua orang punya cerita masing-masing dengan ayah. Ada yang gembira, ada yang sedih, ada yang mengharukan.

Itu mengapa nonton Miracle in Cell No. 7 sulit untuk menahan air mata. Cerita ayah dan anak di sini membuat siapa saja merasakan getarannya. Se-relatable itu.

2. Kualitas Akting Jempolan!

Vino G. Bastian sebagai Ayah di Miracle in Cell No. 7

Saya belum nonton Miracle in Cell No. 7 versi Indonesia. Jadi, kurang tahu bagaimana akting Vino G Bastian. Tapi, dengar-dengar, Vino Bastian berhasil membawakan perannya dengan baik.

Sama seperti versi Korea, karakter “ayah” memang mengundang sorot. Kita akan merasakan gimana getirnya seorang ayah dengan kecerdasan terbatas, tapi begitu sayang dengan anaknya. Memerankan “ayah” di Miracle in Cell No. 7 memang tidak mudah. Bahkan Vino G. Bastian sampai riset ke psikolog untuk mendalami perannya.

3. Getaran Ceritanya Sampai ke Hati

Cerita Sedih Miracle in Cell No. 7

Bukan hanya perkara akting atau drama antara ayah dan anak, Miracle in Cell No. 7 punya premis cerita yang sangat kuat: seorang ayah dengan kecerdasan terbatas harus mendekam di penjara atas kesalahan yang tak pernah dilakukannya. Bahkan ancaman hukumannya tidak main-main, yaitu hukuman mati. Di saat yang sama, mau tidak mau, dia harus meninggalkan anak perempuannya yang masih kecil.

Premis ini membuat kita peduli dengan karakter utama sejak awal. Ini merupakan kunci keberhasilan storytelling dari sebuah film. Saat kita percaya apa yang dirasakan oleh karakter utamanya, kita akan mudah hanyut dengan penderitaan dan kegembiraan yang dialami. Itu yang membuat penonton akan bertahan sampai akhir film.

 

Bayangkan dengan pondasi cerita yang kuat, ditambah kualitas akting dan drama emosional antara ayah dan anak, Miracle in Cell No. 7 menjelma menjadi sebuah film fenomenal. Tak heran film ini di-remake berkali-kali. Bahkan versi Indonesianya meraih kesuksesan yang sama. Ulasan positif bertebaran di mana-mana.

Saya jadi penasaran ingin nonton Miracle in Cell No. 7 yang lagi tayang. Kamu sudah nonton?

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW - CATCH ME IF YOU CAN (2002)

                                                         "Frank never went to flight school,        Frank never went to medical school,        Frank never went to law school,        ........ Because Frank is still in high school"                                                      Hahaha! kata-kata yang muncul di trailer "Catch Me If You Can" tersebut menunjukkan bagaimana kehebatan Frank Abagnale Jr. dalam melakukan aksi penipuannya. Bayangkan dia bisa jadi pilot, dokter, bahkan pengacara tanpa pernah sekolah di ketiga bidang tersebut, terlebih lagi mengetahui kalau dia masih bocah yang duduk di bangku SMA! Film ini sebenarnya udah lama keluar, tahun 2002. Tapi saya baru menontonnya beberapa waktu yang lalu karena dapat rekomendasi dari teman yang juga pecinta film. Saya langsung tertarik pas liat poster filmnya yang menunjukkan kalau Leonardo DiCaprio dan Tom Hanks yang jadi pemeran di dalamnya. Siapa yang tidak tergiur

REVIEW - IDENTITY (2003)

Sinopsis : Bercerita tentang 10 pengunjung motel dengan latar yang berbeda-beda. Mereka mengunjungi motel tersebut karena akses jalan di kota itu tertutup oleh banjir yang disebabkan hujan deras. Namun, pilihan mereka berbuah petaka, tiba-tiba satu per satu dari mereka mati secara misterius dan meninggalkan nomor dari angka 10, 9, 8, dan seterusnya seperti sebuah hitungan mundur. Apa yang terjadi? Siapakah pembunuhnya? Apakah orang lain atau salah satu di antara mereka? Review : Identity memiliki premis cerita yang sangat menarik. Itulah mengapa saya begitu penasaran dengan film ini. Lalu apakah eksekusinya berhasil? Dan bisa saya katakan, film ini sangat berhasil membuat premis ceritanya menjadi jalinan plot yang begitu menarik. Bagaimana film bergenre thriller psikologi ini begitu rapi dalam penggarapannya, mulai dari pengenalan tokoh-tokohnya yang tidak terlalu lama tapi cukup detail, yang membuat saya mengangguk-anggukan kepala di awal-awal film, sampai ketika sce

REVIEW - TRAIN TO BUSAN (2016)

Sinopsis: Korea dilanda serangan zombie . Ini bermula dari kebocoran sebuah pabrik yang menyebabkan kontaminasi kimiawi terhadap makhluk hidup, baik hewan juga manusia. Di sisi lain, ada sebuah kereta cepat yang menuju Busan. Tapi sayangnya, seorang wanita yang sudah terinfeksi memasuki kereta dan menggigit penumpang lain yang lantas ikut menjadi zombie , sehingga semakin banyak yang terinfeksi ketika kereta sudah berjalan. Terus bagaimana nasib para penumpang yang tidak terinfeksi? Bagaimana cara mereka menyelamatkan diri dari kereta yang sedang berjalan? Review: Ketika menonton salah satu film drama terbaik sepanjang masa "Before Sunrise", saya sangat ingin menyaksikan sebuah film yang dari awal sampai akhir didominasi latar di dalam kereta. Dan itu saya dapatkan di "Train to Busan". Namun ini bukanlah film drama romansa, melainkan sebuah thriller yang sangat memacu adrenalin! Yap! Setting film garapan Sang-ho Yeon ini 80-90 persen berada di dalam k