Langsung ke konten utama

REVIEW - HER (2013)



Poster Film Her


Siapa yang tidak tertarik dengan jalan cerita unik yang ditawarkan "Her"? Naskah yang ditulis dan disutradarai oleh Spike Jonze ini bersetting di masa depan ketika teknologi sudah sangat maju. Semua orang bergantung dengan teknologi saat itu, tidak terlepas bagi Theodore Twombly (Joaquin Phoenix), seorang pria dewasa introvert yang tinggal sendirian di sebuah apartemen pasca pisah rumah dengan istrinya. Kehidupannya penuh dengan kecanggihan teknologi, mulai dari gadget, game, hingga sampai akhirnya dia membeli sebuah program komputer canggih bernama Samantha (Scarlett Johansson), dan.... akhirnya dia jatuh cinta dengan program komputer tersebut. Aneh? Absurd? ya! tapi menarik!

Melihat daftar penghargaan yang diraih "Her" di poster filmnya, menunjukkan kalau film ini bukan film sembarangan. Belum lagi pencapaiannya hingga masuk di 5 nominasi Oscar 2014, yaitu untuk kategori Best Picture, Best Original Screenplay, Best Original Score, Best Original Song, dan Best in Production Design. Dan "Her" akhirnya membawa pulang satu piala di kategori Best Original Screenplay. Terlihat film yang berdurasi 126 menit ini mempunyai kekuatan di naskahnya. Seperti yang saya katakan di awal tadi, jalan ceritanya begitu unik dan absurd tapi berkualitas. Kabarnya butuh waktu yang sangat lama buat Spike Jonze untuk membuat naskah yang brilian ini.
Kualitas naskah yang bagus biasanya akan menjadi biasa saja bahkan buruk jika tidak ditangani oleh sutradara yang tepat, dan tentunya Spike Jonze sukses memvisualkan naskah yang ditulisnya sendiri ini, karena dia begitu paham dengan jalan cerita yang diinginkannya. Well, ini film pertama dari Spike Jonze yang saya tonton dan langsung suka. Saya rasa harus mencari filmnya yang lain nih!

Tentunya film akan menjadi hambar tanpa dukungan akting yang berkualitas dari para pemainnya. Joaquin Phoenix yang telah lalu lalang di perfilman Hollywood, sukses memerankan karakter Theodore yang introvert, baik, terkadang humoris, sedikit nerdy tapi romantis. dan juga chemistrynya dengan "suara" Scarlett Johansson terjalin begitu baik sekali. "Suara"? Yup, di sini kita tidak akan melihat Scarlett Johansson secara fisiknya seperti biasa, dikarenakan Samantha hanyalah sebuah program komputer yang memiliki suara untuk berkomunikasi dengan penggunanya. Dan Scarlett Johansson sukses memerankan "suaranya" Samantha tersebut. "Suaranya" memiliki emosi dan intonasi yang tepat dan baik sekali. I think she has a good dubbing talent. Two thumbs up buat Scarlett Johansson maupun Joaquin Phoenix! Kalian adalah pasangan terunik dalam film yang pernah saya tonton (y)

Selanjutnya apalagi yang menjadi kelebihan "Her"? Saya rasa setiap orang yang menonton film ini akan suka dengan sisi sinematografinya. Visual gambar yang ditampilkan oleh Hoyte Van Hoytema seperti melihat suatu video klip lagu romantis yang lembut dan enak sekali dilihat. Setiap Scene memiliki sudut kamera dan tone warna yang baik dan pas sekali. Jujur, saya sangat terhanyut dengan visual yang ditampilkan. Emangnya seperti apa sih? Nih saya kasi beberapa contohnya~



Theodore di Teras Apartemennya


Theodore dan Samantha


Salah Satu Scene di Film Her


Theodore di dalam Kereta


Gimana? keren kaaaan! tidak salah Hoyte Van Hoytema menjadi sinematografer buat film selanjutnya yaitu Interstellar yang menakjubkan itu (y)

Dan terakhir yang menjadi poin lebih dari film ini adalah music scoringnya. Setelah sinematografinya yang menghanyutkan, Scoringnya makin menghanyutkan lagi. Gubahan nada dari band asal kanada, Arcade Fire ini begitu lembut, cool, ear catchy, dan ya itu tadi, menghanyutkaaaan. Tidak salah sampai mendapatkan nominasi Oscar di kategori Best Original Score (y)

Daritadi ngomongin kelebihan muluuu, kekurangannya ada nggak? tentunya ada. "Her" saya rasa adalah film yang segmented. Ini dikarenakan temponya yang lambat dan flat. Tempo yang begini akan membuat membuat penonton menjadi dua bagian, yaitu penonton akan bosan dan mengantuk atau malah terbawa dan menikmati. So, saran saya siapin mood buat nonton film ini.

Well, "Her" adalah film Romance Sci-fi yang brilian dengan naskah yang begitu segar. Semua elemen begitu matching yang diramu dengan apik oleh Spike Jonze. I love so much with this movie!
"Her" juga memiliki pesan untuk kita agar bijak menggunakan teknologi, jangan sampai kemajuan teknologi membuat kita semakin individual dan anti-sosial. karena teknologi ibarat dua mata pisau bagi kita.

I give 9/10 for "HER" !

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW - CATCH ME IF YOU CAN (2002)

                                                         "Frank never went to flight school,        Frank never went to medical school,        Frank never went to law school,        ........ Because Frank is still in high school"                                                      Hahaha! kata-kata yang muncul di trailer "Catch Me If You Can" tersebut menunjukkan bagaimana kehebatan Frank Abagnale Jr. dalam melakukan aksi penipuannya. Bayangkan dia bisa jadi pilot, dokter, bahkan pengacara tanpa pernah sekolah di ketiga bidang tersebut, terlebih lagi mengetahui kalau dia masih bocah yang duduk di bangku SMA! Film ini sebenarnya udah lama keluar, tahun 2002. Tapi saya baru menontonnya beberapa waktu yang lalu karena dapat rekomendasi dari teman yang juga pecinta film. Saya langsung tertarik pas liat poster filmnya yang menunjukkan kalau Leonardo DiCaprio dan Tom Hanks yang jadi pemeran di dalamnya. Siapa yang tidak tergiur

REVIEW - IDENTITY (2003)

Sinopsis : Bercerita tentang 10 pengunjung motel dengan latar yang berbeda-beda. Mereka mengunjungi motel tersebut karena akses jalan di kota itu tertutup oleh banjir yang disebabkan hujan deras. Namun, pilihan mereka berbuah petaka, tiba-tiba satu per satu dari mereka mati secara misterius dan meninggalkan nomor dari angka 10, 9, 8, dan seterusnya seperti sebuah hitungan mundur. Apa yang terjadi? Siapakah pembunuhnya? Apakah orang lain atau salah satu di antara mereka? Review : Identity memiliki premis cerita yang sangat menarik. Itulah mengapa saya begitu penasaran dengan film ini. Lalu apakah eksekusinya berhasil? Dan bisa saya katakan, film ini sangat berhasil membuat premis ceritanya menjadi jalinan plot yang begitu menarik. Bagaimana film bergenre thriller psikologi ini begitu rapi dalam penggarapannya, mulai dari pengenalan tokoh-tokohnya yang tidak terlalu lama tapi cukup detail, yang membuat saya mengangguk-anggukan kepala di awal-awal film, sampai ketika sce

REVIEW - TRAIN TO BUSAN (2016)

Sinopsis: Korea dilanda serangan zombie . Ini bermula dari kebocoran sebuah pabrik yang menyebabkan kontaminasi kimiawi terhadap makhluk hidup, baik hewan juga manusia. Di sisi lain, ada sebuah kereta cepat yang menuju Busan. Tapi sayangnya, seorang wanita yang sudah terinfeksi memasuki kereta dan menggigit penumpang lain yang lantas ikut menjadi zombie , sehingga semakin banyak yang terinfeksi ketika kereta sudah berjalan. Terus bagaimana nasib para penumpang yang tidak terinfeksi? Bagaimana cara mereka menyelamatkan diri dari kereta yang sedang berjalan? Review: Ketika menonton salah satu film drama terbaik sepanjang masa "Before Sunrise", saya sangat ingin menyaksikan sebuah film yang dari awal sampai akhir didominasi latar di dalam kereta. Dan itu saya dapatkan di "Train to Busan". Namun ini bukanlah film drama romansa, melainkan sebuah thriller yang sangat memacu adrenalin! Yap! Setting film garapan Sang-ho Yeon ini 80-90 persen berada di dalam k