Jika saya mempunyai 10 daftar favorit film Indonesia yang pernah saya tonton, Filosofi Kopi akan masuk di dalamnya. Saya bahkan nonton 2 kali film ini di bioskop saking sukanya.hehehe. Tapi kenapa? Apa yang membuat saya jatuh cinta dengan Filosofi Kopi? berikut alasan beserta reviewnya.
Setelah sukses dengan "Cahaya Dari Timur : Beta Maluku" yang meraih Piala Citra sebagai film terbaik tahun 2014, Visinema Pictures kembali dengan film terbarunya di tahun 2015 ini yang berjudul "Filosofi Kopi". Ada yang tidak asing dengan nama Filosofi Kopi? Yup, Filosofi Kopi awalnya adalah sebuah novel karya penulis handal Indonesia, Dewi Lestari. Dan Dewi lestari katanya puas dengan Filosofi Kopi versi layar lebarnya ini, Beliau berujar bahwa film Filososfi Kopi adalah film adaptasi novelnya yang terbaik dari sekian novelnya yang juga pernah dibuat ke layar lebar.
Filosofi Kopi bercerita tentang Ben (Chicco Jericho) dan Jody (Rio Dewanto) yang mendirikan kedai kopi bernama "Filosofi Kopi". Kedua tokoh ini memiliki sifat yang berbeda dalam mengelola kedai kopi mereka. Ben sang barista cenderung lebih idealis, sedangkan Jody yang mengatur bagian perencanaan dan keuangan cenderung lebih realistis. Perbedaan visi keduanya membuat kedai kopi mereka sebenarnya bagus tapi tidak menguntungkan secara finansial. Kok bisa? silahkan ditonton sendiri ya filmnya :D
Di trailernya sebenarnya sudah bisa dibaca arah ceritanya, bagaimana akan ada sebuah tantangan bagi Ben untuk membuat kopi terenak se-Indonesia. Apakah berhasil? Lalu apa peran El (Julie Estelle) sebagai kritikus Kopi? Nah silahkan ditonton sendiri ya.hehehe.
Visinema Pictures kembali menunjuk Angga Dwimas Sasongko sebagai sutradara filmnya. Dan lagi-lagi Mas Angga menjadikan Chicco Jericho sebagai pemeran utama film yang disutadarainya. Chicco Jericho belakangan ini semakin membuktikan dirinya sebagai salah satu aktor berbakat di dunia perfilman Indonesia, setelah sebelumnya dia lebih dikenal lewat ftv-ftv di layar kaca. Semua itu makin terbukti dengan Piala Citra yang didapatnya sebagai Pemeran Utama Pria Terbaik di FFI 2014 kemarin lewat perannya di film "Cahaya Dari Timur : Beta Maluku". Dan tidak heran lagi Chicco pun sukses memerankan karakter Ben yang idealis, humoris, dan penuh opimisme. Bahkan Chicco pun ikut sekolah barista untuk mendalami karakter Ben ini. Salut!
Bagaimana dengan Rio Dewanto? Rio yang juga awalnya sering kita lihat di ftv-ftv layar kaca semakin melebarkan sayapnya di dunia perfilman Indonesia. Dia sukses menjadi partner akting Chicco Jericho dengan perannya sebagai Jody. Chemistrynya dengan Chicco begitu dapat. Aktingnya sendiri pun begitu baik, two thumbs up buat Rio Dewanto!
Film akan terasa kurang jika tidak ada sisi manisnya (baca: pemeran wanitanya :D ) Di sini dihadirkan Karakter El yang diperankan oleh Julie Estelle. Julie Estelle seperti "kembali" lagi setelah lama tidak muncul di layar lebar Indonesia. Setelah sebelumnya dia "comeback" sebagai Hammer Girl di film The Raid 2, aktingnya dengan karakter yang berbeda di Filosofi Kopi juga berhasil dilakoninya.
Akting pemain lainnya juga bagus-bagus, sesuai dengan porsinya masing-masing. Ada Slamet Rahardjo, Jajang C. Noer, dll.
Aspek teknis dari Filosofi Kopi juga sangat memuaskan.
Dari sisi sinematografinya apik, bagi saya jika film Indonesia memperhatikan sisi ini, berarti mereka serius dalam menggarap film. Sinematografi Filosofi Kopi sungguh memanjakan mata penonton dengan semua visual yang ditampilkan. Semua scene berhasil ditangkap dengan teknik kamera yang baik.
Di bagian scoring dan backsong juga jadi poin plus film ini. Sangat...sangat enak di telinga dan tentunya membuat penonton semakin hanyut dalam alur ceritanya. Dijamin deh setelah nonton ingin langsung mencari lagu-lagu yang digunakan sebagai soundtrack :D
Oh ya ada yang menarik dari pembuatan film arahan Angga Dwimas Sasongko ini. Dari pihak Visinema, mereka meluncurkan aplikasi Filosofi Kopi yang berfungsi untuk mendiskusikan segala hal dalam pembuatan filmnya. Mulai dari desain interior kedai kopinya, pakaian Ben dan Jody, dan segala hal yang lain ditanyakan kepada masyarakat khususnya pembaca novel Filosofi Kopi. Ini dibuat karena biasanya film adaptasi novel sering mengecewakan karena biasanya tidak sesuai dengan ekspektasi para pembacanya, nah aplikasi ini berfungsi untuk menghindari hal tersebut. Sungguh menarik!
So, Itulah yang membuat saya begitu suka dengan film Filosofi Kopi. Semua teknis yang saya harapkan disediakan di film ini mulai dari akting para pemain, sinematografi, sampai scoringnya sangat memuaskan. Recommended bagi pecinta kopi maupun yang tidak. Khusus bagi yang bukan pecinta kopi, saya tidak tanggung jawab ya kalau anda akan mulai melirik minuman yang satu ini setelah menonton filmnya.hehehe. Dan dari yang saya perhatikan, semenjak Filosfofi Kopi ditayangkan, banyak kedai-kedai kopi bermunculan khususnya di kota saya, seperti ada demam minum kopi layaknya demam naik gunung semenjak ada film "5 cm". Oh ya, beruntung bagi masyarakat Jakarta yang ingin merasakan kopi racikan Ben, Kedai Filosofi Kopi yang ada di film dibuka untuk umum. Tempatnya berada di daerah Melawai. Ben (Chicco Jericho) biasanya jadi barista di sana.
Dan terakhir ada kabar gembira, Filosofi Kopi akan dibuat sekuelnya dengan judul "Ben & Jody". Yeah! Saya sangat excited dan penasaran dibuatnya!
I give 9/10 for Filosofi Kopi ! Recommended!
Setelah sukses dengan "Cahaya Dari Timur : Beta Maluku" yang meraih Piala Citra sebagai film terbaik tahun 2014, Visinema Pictures kembali dengan film terbarunya di tahun 2015 ini yang berjudul "Filosofi Kopi". Ada yang tidak asing dengan nama Filosofi Kopi? Yup, Filosofi Kopi awalnya adalah sebuah novel karya penulis handal Indonesia, Dewi Lestari. Dan Dewi lestari katanya puas dengan Filosofi Kopi versi layar lebarnya ini, Beliau berujar bahwa film Filososfi Kopi adalah film adaptasi novelnya yang terbaik dari sekian novelnya yang juga pernah dibuat ke layar lebar.
Filosofi Kopi bercerita tentang Ben (Chicco Jericho) dan Jody (Rio Dewanto) yang mendirikan kedai kopi bernama "Filosofi Kopi". Kedua tokoh ini memiliki sifat yang berbeda dalam mengelola kedai kopi mereka. Ben sang barista cenderung lebih idealis, sedangkan Jody yang mengatur bagian perencanaan dan keuangan cenderung lebih realistis. Perbedaan visi keduanya membuat kedai kopi mereka sebenarnya bagus tapi tidak menguntungkan secara finansial. Kok bisa? silahkan ditonton sendiri ya filmnya :D
Di trailernya sebenarnya sudah bisa dibaca arah ceritanya, bagaimana akan ada sebuah tantangan bagi Ben untuk membuat kopi terenak se-Indonesia. Apakah berhasil? Lalu apa peran El (Julie Estelle) sebagai kritikus Kopi? Nah silahkan ditonton sendiri ya.hehehe.
Visinema Pictures kembali menunjuk Angga Dwimas Sasongko sebagai sutradara filmnya. Dan lagi-lagi Mas Angga menjadikan Chicco Jericho sebagai pemeran utama film yang disutadarainya. Chicco Jericho belakangan ini semakin membuktikan dirinya sebagai salah satu aktor berbakat di dunia perfilman Indonesia, setelah sebelumnya dia lebih dikenal lewat ftv-ftv di layar kaca. Semua itu makin terbukti dengan Piala Citra yang didapatnya sebagai Pemeran Utama Pria Terbaik di FFI 2014 kemarin lewat perannya di film "Cahaya Dari Timur : Beta Maluku". Dan tidak heran lagi Chicco pun sukses memerankan karakter Ben yang idealis, humoris, dan penuh opimisme. Bahkan Chicco pun ikut sekolah barista untuk mendalami karakter Ben ini. Salut!
Bagaimana dengan Rio Dewanto? Rio yang juga awalnya sering kita lihat di ftv-ftv layar kaca semakin melebarkan sayapnya di dunia perfilman Indonesia. Dia sukses menjadi partner akting Chicco Jericho dengan perannya sebagai Jody. Chemistrynya dengan Chicco begitu dapat. Aktingnya sendiri pun begitu baik, two thumbs up buat Rio Dewanto!
Film akan terasa kurang jika tidak ada sisi manisnya (baca: pemeran wanitanya :D ) Di sini dihadirkan Karakter El yang diperankan oleh Julie Estelle. Julie Estelle seperti "kembali" lagi setelah lama tidak muncul di layar lebar Indonesia. Setelah sebelumnya dia "comeback" sebagai Hammer Girl di film The Raid 2, aktingnya dengan karakter yang berbeda di Filosofi Kopi juga berhasil dilakoninya.
Akting pemain lainnya juga bagus-bagus, sesuai dengan porsinya masing-masing. Ada Slamet Rahardjo, Jajang C. Noer, dll.
Aspek teknis dari Filosofi Kopi juga sangat memuaskan.
Dari sisi sinematografinya apik, bagi saya jika film Indonesia memperhatikan sisi ini, berarti mereka serius dalam menggarap film. Sinematografi Filosofi Kopi sungguh memanjakan mata penonton dengan semua visual yang ditampilkan. Semua scene berhasil ditangkap dengan teknik kamera yang baik.
Di bagian scoring dan backsong juga jadi poin plus film ini. Sangat...sangat enak di telinga dan tentunya membuat penonton semakin hanyut dalam alur ceritanya. Dijamin deh setelah nonton ingin langsung mencari lagu-lagu yang digunakan sebagai soundtrack :D
Oh ya ada yang menarik dari pembuatan film arahan Angga Dwimas Sasongko ini. Dari pihak Visinema, mereka meluncurkan aplikasi Filosofi Kopi yang berfungsi untuk mendiskusikan segala hal dalam pembuatan filmnya. Mulai dari desain interior kedai kopinya, pakaian Ben dan Jody, dan segala hal yang lain ditanyakan kepada masyarakat khususnya pembaca novel Filosofi Kopi. Ini dibuat karena biasanya film adaptasi novel sering mengecewakan karena biasanya tidak sesuai dengan ekspektasi para pembacanya, nah aplikasi ini berfungsi untuk menghindari hal tersebut. Sungguh menarik!
So, Itulah yang membuat saya begitu suka dengan film Filosofi Kopi. Semua teknis yang saya harapkan disediakan di film ini mulai dari akting para pemain, sinematografi, sampai scoringnya sangat memuaskan. Recommended bagi pecinta kopi maupun yang tidak. Khusus bagi yang bukan pecinta kopi, saya tidak tanggung jawab ya kalau anda akan mulai melirik minuman yang satu ini setelah menonton filmnya.hehehe. Dan dari yang saya perhatikan, semenjak Filosfofi Kopi ditayangkan, banyak kedai-kedai kopi bermunculan khususnya di kota saya, seperti ada demam minum kopi layaknya demam naik gunung semenjak ada film "5 cm". Oh ya, beruntung bagi masyarakat Jakarta yang ingin merasakan kopi racikan Ben, Kedai Filosofi Kopi yang ada di film dibuka untuk umum. Tempatnya berada di daerah Melawai. Ben (Chicco Jericho) biasanya jadi barista di sana.
Dan terakhir ada kabar gembira, Filosofi Kopi akan dibuat sekuelnya dengan judul "Ben & Jody". Yeah! Saya sangat excited dan penasaran dibuatnya!
I give 9/10 for Filosofi Kopi ! Recommended!
Komentar
Posting Komentar